Situation Method In Learning Arabic In The Era Of Industrial Revolution 4.0
AL-FASHAHAH: JOURNAL OF ARABIC EDUCATION, LINGUISTICS, AND LITERATURE Vol 1 No 1 April 2021
Islam, Salah, Masih
Islam, Salah, Masih
Organisation Tags (3)
Universiti Malaysia Terengganu (UMT)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Sunan Kalijaga State Islamic University
Transcription
- AL-FASHAHAH : JOURNAL OF ARABIC EDUCATION, LINGUISTICS, AND LITERATURE SITUATION METHOD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Hisam Ahyani1 1 STAI Miftahul Huda Al Azhar Banjar hisamahyani@gmail.com ABSTRACT This research is motivated by problems in the use of learning methods, especially the language learning method, namely Arabic. In the teaching and learning process without a method, a teacher or lecturer will find it difficult to convey the material to be conveyed. In this all-digital era, which is commonly called the Industrial Revlusion Era 4.0, there are still many teachers or lecturers who are confused about the problems of the teaching method to be used. Departing from this problem, the author wishes to describe the learning methods in Arabic courses and analyze these learning methods, of course, the learning methods used are very relevant and up to date methods in today's era (Industrial Revolution Era 4.0). The Arabic language course can be said to have quite complicated characteristics, so in learning it is necessary to increase memorization which allows students to master the Arabic language material. However, it should be noted that in the teaching and learning process there should be no emphasis, this is because it will make the student's psyche weak. For this reason, the author offers an accurate method for learning Arabic, namely the "Situation Method" as the answer. This method is applied in order to make it easier for students to learn Arabic in general and not to disturb the student's psychology, this method is actually very fun, especially for beginners (who cultivate Arabic). Keywords: Situation Method, Learning Approach, Arabic, Revolusi Industri 4.0 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dalam penggunaan metode pembelajara, terutama metode pembelajaran bahasa, yakni bahasa Arab. Dalam proses belajar mengajar tanpa adanya metode, maka seorang Guru atau Dosen akan kesulitan dalam menyampaikan materi yang hendak disampaikan. Di Era yang serba digital ini yakni yang biasa disebut dengan Era Revlusi Industri 4.0 masih banyak Guru atau Dosen yang kebingungan mengatasi permasalahan metode ajar yang hendak digunakan. Berangkat dari permasalahan inilah penulis berkeinginan memaparkan metode pembelajaran pada mata kuliah bahasa Arab serta menganalisa metode pembelajaran Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 1
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 tersebut yang tentunya metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang sangat relevan dan Up to Date di zaman sekarang (Era Revolusi Industri 4.0). Mata kuliah Bahasa Arab dapat dikatakan memiliki karakteristik yang cukup rumit, maka dalam pembelajaran perlu memperbanyak hafalan yang memungkinkan siswa dapat menguasai materi bahasa Arab tersebut. Akan tetapi perlu diketahui dalam proses belajar mengajar tidak boleh adanya penekanan, hal ini dikarenakan akan menjadikan psikis Siswa menjadi lemah. Untuk itu penulis menawarkan sebuah metode yang jitu untuk pembelajaran bahasa Arab yaitu “Metode Memperhatikan Situasi” (Situation Method) sebagai jawabannya. Metode ini diterapkan guna memudahkan siswa dalam mempelajari bahasa Arab pada umumnya dan tidak mengganggu psikis Siswa, justru metode ini sangat menyenangkan khususnya bagi pemula (yang menggeluti bahasa Arab). . Kata Kunci: Situation Method, Pendekatan Pembelajaran, Bahasa Arab, Revolusi Industri 4.0 PENDAHULUAN Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu dihadapkan kepada situasi formal maupun non formal dan tentunya tidak terlepas dari hal yang dinamakan “komunikasi”. Guna melakukan komunikasi dengan sesame makhluk Alläh Swt, akan berbenturan dengan suatu alat komunikasi guna menentukan sukses tidaknya interaksi yang berlangsung secara wajar dan metode yang digunakan itu dinamakan bahasa. Bahasa dapat peran sangat urgen dalam menjalani hidup sehari-hari. Dan salah satu fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari diantaranya dengan bahasa orang akan sangat mudah dalam menyampaikan tujuan atau pikiran dalam diri yang ingin diungkapkannya. Dengan bahasa seseorang akan mengetahui jati dirinya sehingga akan dapat terangkat harkat serta martabatnya dimata manusia yang lain. Dengan bahasa pun manusia akan mampu melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Berbagai bahasa yang eksis di dunia ini jumlah-nya sangat banyak dan sungguh beraneka ragam. Satu bahasa berhubungan dengan bahasa yang lainnya di dunia ini jumlahnya mencapai ribuan sehingga perlu mendalami metode untuk mempelajarinya. Belum lagi yang termasuk di dalam-nya bahasa-bahasa yang sudah punah termakan oleh zaman. Bahasa Arab adalah termasuk bahasa yang paling indah yang pada era kekinian yaitu era revolusi industry 4.0 banyak ditelaah oleh umat manusia terutama bagi mereka yang beragama Islam dan merupakan bahasa terlaris didunia setelah bahasa Inggris. Secara etimologi bahasa dengan karakteristiknya yang berasal dari akar kata bahasa Inggris yaitu dari kata Character yang memiliki makna watak/sifat dan ciri. Kata Characteristic sendiri mengandung makna yang ber-sifat khas atau memiliki ciri khas tersendiri. Istilah bahasa Arab sendiri misalnya kata “karakteristik” yang dikenal dengan خصائصyang merupakan jamak dari kata خصوصیـةyang bermakna “kekhususan atau keistimewaan”. Berikut ini akan peneliti paparkan terkait “karakteristik dalam bahasa Aräb” diantaranya meliputi: a) Jumlah lambing vocal atau abjad sejumlah 28 huruf yang mana tempat keluarnya huruf atau makharijul huruf-nya yang berbeda dengan bahasa selainnya. b) I’räb yaitu sesuatu yang mewajibkan terkait keberadaan akhir kata pada kondisi tertentu baik Rofä’, Näshäb, Jäzm dan Jär yang terkandung pada isim atau “kata benda” dan juga Fi’il atau “kata kerja”. c) Notasi dalam syäir atau biasa kita kenal “ilmu ‘ärudh” dimana dengan ilmu ini dapat menjadikan syäir tersebut berkembang secara sempurna. d) Bahasa ‘ämiyäh (sehari-hari) dan fushhä (resmi), dimana bahasa aräb Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 2
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 ‘Ammiyäh ini dipergunakan dalam berinteraksi dalam hal jual beli atau komunikasi di dalam situasi yang tidak formal. Sedangkan bahasa Arab Fushhä (resmi) yaitu bahasa yang digunakan pada “sastra dan pembelajaran”. Bahasa Arab resmi (Fushaä) ini yang digunakan pada kajian atau buku keislaman erta ilmu pengetahuan. e) Adanya huruf dhäd yang tidak ada pada makhräj bahasa lainnya (selain bahasa Arab). f) Kata kerja serta gramatikal yang dipakai dalam bahasa Arab selalu berubah sesuai dengan subyek yang berkaitan dengan kata kerja. g) Tidak adanyaa kata yang ber-syäkkäl dengan syäkkäl yang tidak mudah dibaca, seperti halnya kata “fi-u-la”. Dengan tidak adanya “kata” yang mempertemukan antara dua huruf mati secara langsung. h) Sangat sedikit sekali kata-kata yang terdapat pada dua huruf atau älfädz tsunäiyyäh) yang banyaknya berjumlah tiga huruf, setelah itu di tambah satu/dua/ tiga, hingga menjadi empat huruf. i) Tidak adanya huruf berharakat yang tersusun secara terus-menerus, di samping dari aspek lainnya yang termasuk pada ranah binä al-dähili baik segi metafora, fonologi, maupun dalam kamus. Pendapat (Rosyidi, 2011, p. 4) terkait bahasa Arab, sebenarnya sangat elastis, dimana bahasa Arab menganut sistem analogi (qiyas) dan kaya akan pembentukan kata (isytiqäq) dan per-bendaharaan kata yakni mufrädät. Bahasa Arab juga merupakan bahasa kaum muslimin sejak lahirnya agama Islam. Bahkan sebelum Islam pun, bahasa Arab sudah ada. Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an dan Haditṡ sebagai sumber hukum dan pedoman pertama dalam Islam dan juga sebagai alat menyampaikan dakwah Islam, hal ini sebagaimana Firman Alläh SWT dalam Surat Yusuf ayat 2 berikut ini: َنزلَْٰنَهُ قُـ ْر َٰءَ اَّن َعَربِیًّا لا َعلا ُك ْم تَـ ْع ِقلُو َن َ إِ اَّن أ “Sesungguhnya kami (Allah) menurunkannya berupa AlQur’an dengan menggunakanbahasa Arab, agar kamu sekalian (dapat) memahaminya”. (QS. Yusuf ayat 2). Bahasa Arab merupakan bahasa paling tua yang belum pernah sekalipun mengalami perubahan serta per-gantian selama berabad-abad lebih lamanya, yang mana lebih dari berbagai arah penjuru timur maupun barat. Bahkan bahasa aräb sendiri adalah bahasa resmi yang digunakan di kancah dunia Internasional. Bahasa Arab juga termasuk kedalam bahasa “syurga”, sebagaimana sabda Rasulullah SAW berbunyi dan diriwayatkan oleh al-Baihaqi berikut ini: وكالم أهل اجلنة عريب، والقرآن عريب، أحبوا العرب لثالث ألين عريب “ Cintailah kamu sekalian bahasa (aräb), karena aku (Räsululäh) merupakan keturunan aräb; Al-Qur’an berbahasa Arab dan sekaligus bahasa penghuni surga kelak”. (HR. Al-Baihaqi). Sejarah telah mencatat bahwa dalam perkembangannnya terkait “agama samawi” atau “agama wahyu” tidak ada satupun kitab suci yang masih original bahasanya kecuali hanya satu, yaitu “Al-Qur’an”. Ayat-ayat pada AlQur’än yang diturunkan dalam waktu dua periode, yaitu pertama pada saat periode Räsul belum hijrah dari Kota Mäkkäh mukarrämäh (sekarang Arab Saudi) menuju ke Mädinäh Munawwaräh dan periode sesudah Räsul melakukan hijrah, hingga kini masih tetap dalam bahasa yang original. Setiap dalam peng-alih bahasa-an semisal dari bahasa Arab ataupun tafsirannya tidaklah dapat dinamakan AlQur’än, tetapi dinamakan sebagai “terjemahan atau “tafsir AlQur’an”. Dengan demikian tidak ada AlQur’an selain menggunakan bahasa aräb. Oleh Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 3
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 karena itu dalam mempelajari bahasa kitab suci AlQur’an bagi kaum muslimin, hukumnya adalah wajib. Disamping itu pula, mempelajari bahasa Arab fungsinya adalah dapat mempermudah dalam mendalami agama Islam dari sumber aslinya. Dalam mendalami tentang bahasa Arab, kita selalu dihadapkan pada dua pokok per-masalahan diantaranya meliputi masalah yang muncul dari factor internal (diri kita sendiri) seperti halnya “psikologi” dan kedua, Faktor eksternal (yaitu masalah yang muncul dari “luar dirin ktia sendiri”seperti halnya metode pembelajaran atau dari sistem pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Maka perlu adanya penelusuran lebih mendalam terkait metode atau cara yang sesuai untuk digunakan dalam mempelajari maupun mengajarkan bahasa Aräb tersebut. Dikalangan orang yang masih “awwam” atau pemula, menganggap bahwa “bahasa aräb merupakan bahasa yang sangat sulit untuk dipahami, hal ini karena bahasa aräb memiliki tata bahasa yang sangt pelik dan rumit serta komplek. Hal tersebut menjadikan kendala bagi orang “’awam” terutama bagi para siswa yang hendak mendalami ilmui bahasa ärab ini. Adapun dalam kaitannya tata bahasa atau Qäwäid dalam bahasa Arab yaitu Nahwu, ṣaraf dan masih banyak lagi yang lain. Perlu diperhatikan oleh pemula (pembelajar bahasa Arab), ketika mendalami bahasa aräb termasuk di dalamnya ilmu Nahwu maupun ilmu ṣäräf hukumnya wajib. Pembelajaran adalah suatu proses yang cukup penting yang berfungsi sebagai Pembimbing seorang pelajar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu membimbing perkembangan fisik maupun psikisnya, disamping pembelajaran juga merupakan penyajian bahan atau materi pelajaran, dari keterangan tersebut kiranya dapat diambil pengertian bahwa, dalam pengajaran itu berlangsung sebagai suatu proses belajar mengajar dan interaksi antara guru dan murid. Pembelajaran bahasa Arab dalam hal ini diarahkan kepada tercapainya tujuan, yakni tujuan jangka panjang (umum) dan tujuan pendek (khusus). Didalam proses belajar mengajar, Guru atau Dosen harus memiliki strategi dan metode, supaya siswa dapat belajar secara effektif dan efesien, mengenai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa aspek yang sangat mendukung demi tercapainya sebuah tujuan dari proses belajar mengajar yaitu tujuan-tujuan yang akan dicapai, seperti halnya materi pelajaran yang akan diajarkan, siswa yang belajar, Guru yang mengajar, metodee yang digunakan daalam pembelajaran dan lingkungan serta evaluasi bersama. Dalam pproses belajar-mengajar tanpa menggunakan metode, maka tidak akan maju dan berkembang serta akan kesulitan didalam mencapai sebuah tujuan yang diharapkan dari proses belajar mengajar tersebut. Anak didik sudah barang tentu memiliki rasa jenuh serta membosankan dalam proses belajar, sehingga menimbulkan kondisi yang tidak kondusif. Hal ini perlu adanya sebuah Trik atau Metode pendekatan pembelajaran. Metode pendekatan ini akan sangat baik jika digunakan oleh seorang Guru dan Dosen ketika memilih metode pembelajaran yang baik karena per-masalahan yang dihadapi bagi anak didik biasanya selalu bervariasi, dari mulai kurangnya komunikasi, hingga ketika Siswa dan Sisiwi diberi tugas. Maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dan praktis dengan memakai pendekatan yang mendahulukkan komunikasi pula. Dengan menpertimbangkan juga pada aspek manusiawi anak didik, dalam faktor psikis anak didik, hal ini menjadikan dalam hal pertimbangan dalam pemilihan cara/metode pembelajaran agarmasalah diatas dapat diperkecil dengan menggunakan pendekatan yang komunikatiff (Ahyani, 2015, p. 80). Berangkat dari permasalahan diatas, penulis bermaksud memaparkan Bahasa Aräb dan makna-maknanya serta penggunaan-nya dalam sebuah kalimat. Selain dari pada mendeskripsikann terkaitmakna-maknanya serta penggunaannya dalam kalimat, agar Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 4
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 fikiran ilmiah dalam artikel ini tidak hanya bermanfaat pada anak didik saja akan tetapi juga bagi pendidik, calon Guru bahasa aräb. Peneliti juga ber’itikad memaparkan metode pembelajarann bahasa Arab serta menganalisa metodee pembelajaran dalam Bahasa Arab yang dispesifikan pada materi Sharaf dan tentunya metode pembelajaran yang digunakan adalah metode yang sangat sesuai di masa kini sesuai dengan tuntutan zaman yaitu zaman teknologi dan milenial atau biasa kita sebut dengan Era Revolusi Industri 4.0. METODE PENELITIAN Azhar Arsyad (2013: 19) berpendapat bahwa “Metode” adalah sebuah rencana yang menyeluruh dan berkenaan dengan penyajian dalam materi bahasa secara terukur dan tidak pula ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan ke-semuanya itu berdasarkan pada approach yang di-pilih serta sifanya procedural. Memang kebanyakan orang beranggapan bahwa bahasa aräb itu sulit dipelajari, tetapii ketika orang tersebut dapat memperaktikan metoda pembelajaran bahasa aräb tersebut dengan baik dan benar maka kesulitan-pun akan sirna. Pengajaran bahasa Arab secara tradisional, perlu mendahulukan banyak hafalan-hafalan pada ranah Qawäidd terutama pada tingkat pemulaa ternyata inikurang banyak memberikan keuntungannjustru berakibat pada pengajaran bahasa Arab dipandang sulit/sukar, dan menjadi momok tersendiri bagi para Siswa (Yusuf & Anwar, 1997, p. 190). Ditinjau dari tempatnya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (library research), bukan penelitian lapangan. Penulis menggunakan bukubuku sebagai sumber utamaa yang berkaitan dengan masalahh yang hendak dibahas. Adapun Objek pembahasan dalam penelitiann ini yaitu berkaitan dengan pembelajaran untuk mata kuliah Bahasa Arab (Sharaf) di Era rRevolusi Industrii 4.0. Kemudian dalam penelitian ini, seluruah data dikumpulkan. Pengumpulan data dimulai dari buku-buku serta catatan-catatan yang ada hubungan-nya dengan masalahh yang akan ditelitii. Adapun sumber data ini berasal dari buku-buku, jurnal, catatan-catatan serta sumber tertulis yang relevan dan mendukung permasalahan yang penulis bahas. Metode Analisis Data, pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis. Dimana langkah penelitiannya tidak memerlukan adanya hipotesa (Arikunto, 1998, p. 245). Oleh karenanya data yang sudah terkumpul, akan penulis analisis dengan langkah-langkah cara berfikir sebagai berikut : Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menerangkan fakta dan fenomena yang ada dan keterangan hasilnya berupa ungkapan dan pemaparan apa adanya (Sudaryanto, 1998, p. 62). Metode ini digunakan oleh penulis untuk memaparkan tentang metodologi pembelajaran yang meliputi: Definisi Sharaf dan pembagiannya, macammacam metode pembelajaran Sharaf, analisis, dan kesimpulan. Metode deduktif adalah cara berfikir yang berawal dari pengetahuan yang bersifat umum dan bertitikk tolak pada pengetahuann yang sifatnya khususs (Hadi, 2001, p. 42). Dengan berfikir seperti ini, Penulis terlebih dahulu memaparkan tentang pengertian metode pembelajarann Bahasa Aräb secara umum baik menurut bahasa maupun secara istilah. Kemudian tentang pembagiannya dilihat dari berbagai segi, setelah itu membahas metode pembelajaran Bahasa Arab. Sedangkan metode induktif merupakan cara berfikir yang berangkatt dari fakta-fakta yang khusus kepada yang sifatnya Umum.. Seperti halnya peristiwa-peristiwa yang kongkrit,, kemudian dari fakta-fakta serta peristiwaperistiwaa yang kongkrit tersebut ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.. Cara berfikir ini penulis gunakan untuk menganalisa mata kuliah bahasa Arab (Sharaf) serta metode pembelajarannya yang tepat dan dapat dijadikan sebagai formula dimasa kini. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 5
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 HASIL DAN PEMBAHASAN Ilmu Nahwu dan Sharaf, merupakan ilmu yang sangat penting dalam menunjang dan mempermudah dalam penguasaan bahasa Arab. Oleh karena itu pentingnya kedua ilmu tersebut, maka keduanya dikenall dengan nama “ilmu alat”, yaitu metode atau alat untuk membacaa kitab-kitabb klasik (Safinatunnaja, Fathul Qarrib, Bajuri, Ihya Ulumaddin) dan lain sebagainya. Tujuan dari mempelajari Ilmu Nahwuu dan Shäräf sendiri adalah sebagai alat guna membaca teks kitab. Sharaf adalah kunci gunmemahami isi dari pada teks-teks Arab, terutama yang kaitannya dengan ilmu agama Islam..Akan tetapi sampai saat ini banyak siswa di Indonesia, merasa kesulitan memahami Ilmu Nahwuu dan Shäräf. Hal ini sebagaimana penelitian oleh (Ma’rifatun 2019) ditemukan bahwa strategi pembelajaran Ilmu Nahwu dan Sharaf yang dilakukan oleh Guru Madrasah Aliyah Ali Maksum dan Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad mereka menggunakan strategi membaca teks kitab, muhadathah bahasa Arab, strategi game, pengembangan Ilmu Nahwu dan Sharaf yang sesuai kebutuhan atau yang paling banyak digunakan, pemberian hadiah/sanksi, memotivasi siswa dengan kalam hikmah atau bait nadzaam (syi’ir), aplikasi contoh berupa al-Qur’an dan al-Hadits. Strategi pembelajaran ini lebih menekankan pada inovasi strategi pembelajaran Ilmu Nahwu dan Sharaf, agar peserta didik mampu membaca kitab atau teks yang sesuai dengan kebutuhannya. Penggunaan metode pembelajaran oleh (Kholis dkk. 2020) menggunakan metode pemanfaatan internet yakni google form sebagai media penilaian kemahiran membaca dan kaidah bahasa Arab. Dalam google form sendiri terdapat beberapa fitur yang menarik dan dapat dipakai sebagai alat instrumen penilaian kemahiran membaca dan kaidah. Beberapa fitur yang ada pada google formm yang dapat dipakai sebagai media penilian dalam menentukan kompetensi membaca teks Arab serta Qäidah bahasa Arab yaitu fiturr shortt answerr, multiplee choicee, ccheckboxes and ddrop down. Penelitian lainnya oleh (Akhyar Amnar 2015) ditemukan bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam buku “Metodee Belajarr Ilmu Sharraf” kebanyakan menggunakan metode praktik-teori dan deduktif. Namun yang dominan yaitu metode praktik-teori. Sedangkan pada desain penyajiannya materi Sharaff sudah cukup baik sebagai bbuku ajar dilihat dari aspek seleksinya, gradasi dan repetisi, serta presentasinya.. Adapunn Kelebihan dari buku “Metodee Belajarr Ilmu Sharraf” ini adalah dalam hal penyajian materinya, yaitu lebih efisien dan praktis, dan dari segi pengertian dan penyampaian tashrif ishtilahi-nya serta banyakk terdapat tabel-tabel yang berisi wazanwazan tashrifan, namun ada juga kekurangannya dan kelemahannya diantaranya dalam bentuk penulisan huruf, dimana posisi hamzah washal dan hamzah qath’iy terdapat kekeliruan dalam penulisan Arabnya. Banyak metode pembelajaran ilmu sharaf, diantaranya metode yang ditawarkan oleh (Amrullah 2020) dijelaskan bahwa Metode JARI yaitu Jari Tangan Kita. Dalam Mempelajari & Memahami Ilmu Nahwu & Sharaf itu ternyata sangat mudah, semudah kita ingat kepada Alloh Swt (dzikrullah). Keunggulan dari metode jari ini yaitu 1) adanya silabus yang disusun secara sistematis dengan memadukan materi ilmu nahwu & sharaf sebagai satu kesatuan; 2) menggunakan slide materi pelajaran sekaligus videonya sehingga dapat dipelajari secara mandiri; 3) menggunakan jari tangan untuk memudahkan dalam pemahaman dan penghafalan; 4) materi berjenjang, dengan materi yang disampaikan dimulai dari yang paling mudah secara berjenjang. Metode Jari ini juga dapat disimpan di flash disk yang memuat meteri nahwu & sharaf. Metode jari berisi : Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 6
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 lebih dari 250 video materi ilmu nahwu sharaf, mulai dari tingkat dasar, dan materi ilmu nahwu sharaf dalam bentuk pdf. Berdasarkan pemaparan diatas peeliti menemukan metode yang update dan terbaru dan juga sangat cocok untuk masa kini adalahmetode memperhatikan situasi atau dengan kata lain bernama “situasion method”. Dimana dalam penerapan metode ini yang mengedepankan pada faktor situasi, serta kondisi dan tidak ada “tekanan bagi peserta didik”. Sehingga di dalam proses pembelajaran yang hendak menjadi tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Metode tersebut adalah bagian dari beberapa cara/metode pembelajaran yang ada dalam bahasa asing, sehingga pada praktiknya menjadikan keaktifan seseorang Guru /Dosen serta pada ranah “dasar pertimbangannya didalam memilih metode” menjadi aspek yang sangat urgen dalam meningkatkan keberhasilan dalam sebuah prosespembelajaran. Menurut peneliti metode memperhatikan situasi atau ssituasion methodd adalah metode yang cocok dan tepat untuk digunakan pada pembelajaran bahasa Arab yang dalam hal ini adalah mata kuliah bahasa Arab (Sharaf), hal ini dikarenakan bahwa pada prakteknya sangat mengedepankan daripadaaspek psikologi anak. Dalam proses pembelajaran, selain menggunakan metode, juga perlu menggunakan pendekatan, dimana pendekatan pembelajaran merupakan langkah lain yang harus dilaksanakan oleh Guru atau Dosen guna mewujudkan atas tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam pendidikan dengan mempertibangkan materi dan jenis materi yang disampaikan. Oleh karena itu pada tiap-tiap meteri akan mempunyai karakteristik yang berbedabeda. Oleh karena itu karakteristik yang terkandung dalam bahasa Arab membutuhkan pendekatan yang berbeda-beda pula. Mata kuliah yang ada pada bahasa Arab dalam hal ini sharaf, merupakan materi yang memerlukan banyak hafalan. Hal ini harus disadari betul-betul oleh para guru dan dosen. Dengan kesadaran inilah akan menumbuhkan pemikiran positif guna menjawab permasalahan yang cukup pelik dalam menentukan pendekatan dan metode yang tepat. Pemilihan metode pembelajaran dimaksudkan untuk tidak memaksakan kehendak peserta didik, yang mana hal ini sangat berbahaya bagi psikis anak didik. Kesalahan pendekatan dan metode yang dilakukan oleh seorang Guru atau Dosen, bisa berdampak pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga pendekatan dan metode yang paling tepat oleh tenaga pengajar dalam menyampaikan materi sharaf menurut penulis adalah dengan menggunakan Metode Memperhatikan Situasi (Situation Method). Materi bahasa Arab kaitannya hal ini yaitu materi (Shäräf) merupakan materi yang komplek sebagaimana gambaran yang telah penulis kemukakan yanng berakibat pada siswa enggan mempelajarinya dan sangatcepat membosankan bagi siswa. Kondisi inilah yangharus cepat direspon secara positif oleh kalangan tenaga pengajar dengan menggunakan Pendekatan yang sesuai dan mengena. Adapun pendekatan yang penelitianggap tepat yaitu Pendekatan Manusiawi-Komunikatif. Penelitian oleh (Syukriya 2019) menjelaskan bahwa pengajar bahasa Arab dalam menyampaikan materi ajarnya khususnya di SMA Islam P.B. Soedirman 1 Bekasi menggunakan Project Based Learning atau(PjBL) dengan media Instagram, guna meningkatkan keterampilan darimenulis bahasa Arab pada peserta didiknya. Lebih lanjut (Syukriya 2019) membagi Project Based Learning menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama terkait pemembahasan tentang wacana keterampilan dalam hal “menulis Bahasa Arab atau maharatul kitabah. Bagian kedua dalm hal ini di diskripsikan terkaitProject Based Learning. Adapun Bagian ketiga akan diuraikan terkait penerapan PjBL dengan menggunakanmedia Instagram pada ketrampilan pembelajaran Bahasa Arab di SMA Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 7
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Islam P.B. Soedirman Bekasi 1, yang mana secara keseluruhandapat dinyatakan antara perpaduan yang tersusun rapih dengan menggunakan metode pembelajaran dan media modern sangat cocok untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran bahasa asing (arab), khususnya bahasa Arab. Menurut (Hamdayana, 2008, pp. 24-26) langkah-langkah pembelajaran, dalam hal ini Penerapan Situasion Methode sebagai Metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Guru atau Dosen memberikan penawaran kepada Mahasiswa dalam pembagian kelompok. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan rnemuat unsur kegiatan pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Semisal Orientasi yang memusatkan pada perhatian siswa terhadap materi yang hendak dipelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menunjukan denganbenda yang menarik, dan juga memberikan ilustrasi yang menarik, dan membaca berita yang bersumber pada surat kabar. Misalnya Murid-murid sekalian yang saya cintai, perhatikan apa yang saya pegang. Tohir (Siswa), silahkan kamu sebutkan apa yang sedang saya pegang! Penyebutan nama siswa pada RPP (rencana pembelajaran) akan sangat membantu bagi Guru dalam melakukan pengendalian terhadap siswa yang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Apersepsi dengan memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan. misalnya Siswa mengamati gambar bangunan di depan sekolahan yang rusak akibat gempa bumi (gambar tidak harus seragam). Tahap ini juga digunakan untuk mengetahui pengetahuan pra-syarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest. Selanjutnya Motivasi Guru atau Dosen dalam memberikan gambaran manfaat mempelajari Sharaf, Kosa kata-kosa kata yang berkaitan dengan Sharaf. Setelah dilakukan Pretes Guru atau Dosen menyuruh peserta didik untuk membuat kelompok minimal 3 orang per satu kelompok. 2. Dosen membagi kelompoknya berdasarkan hasil dari tawaran yang disepakati. Setelah Guru dan Dosen membagi kelompok disinilah selanjutnya melakukan kegiatan Pemberian Acuan. Dalam kegiatan ini biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari yakni terkait materi Sharaf. Misalanya dalam materi Fi’il Mu’tal (kata kerja yang mempunyai penyakit). Acuan juga dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. Dalam pembagian kelompok belajar serta penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan rencana langkah-langkah dalam proses pembelajaran. 3. Mahasiswa yang sudah dikelompokkan berdasarkan kesepakatan untuk segera dimulai untuk melakukan pendalaman tentang topik yang telah ditugaskan. Kajian dalam materi Sharaf ini, dilakukan tanya jawab (diskusi) yang berisi langkah yang sistematis yang dilalui siswa untuk mendalami dalam hal ilmu yang sesuai dengan skema atau frame work masing-masing. Misalnya kelompok satu (materi fi’il Mujarrod), kelompok 2 (fi’il Mu’tal), Materi 3 (Fi’il Tsulatsi Mazid), Materi 4 (Tashrif Lughowi), Materi 4 (Tashrif Isthilahi). Dalam Langkah pemebelajaran tersebut yang disusun sedemikian rupa agar siswa/i menunjukkan akan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan daripada pembelajaran dan indikator yang sudah ditentutkan. Untuk memudahkannya sebaiknya kegiatan inti di lengkapi dengan Lembaran Tugas Siswa (LKS). Tetapi perlu diperhatikan juga bahwa Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 8
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 LKS yang (diperdagangkan di pasaran) belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru atau Dosen. Maka sebaiknya Guru atau Dosen membuat LKS atau LTM (Lembar Tugas Mahasiswa) sendiri. Contoh LTM dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini menggunakan aplikasi google form: Gambar 1. LTM (Lembar Tugas Mahasiswa) STAI Miftahul huda Al Azhar Banjar, Jawa Barat, Perkuliahan Bahasa Arab, Prodi Hukum Keluarga, Kelas AS-1, Dosen Pengampu (Hisam Ahyani, M.H), 16 Desember 2020. Dikases dari http://bit.ly/3as6QKL 4. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut topik yang diajukan oleh Dosen Setelah diskusi oleh masing-masing kelompok selesai dilaksanakan, maka Guru atau Dosen mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman atau kesimpulan. Guru atau Dosen memeriksa hasil belajar siswa. Dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali kesimpulan yang telah disusun. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.2 evaluasi materi bahasa Arab. Gambar 2. Evaluasi Materi Bahasa Arab (Laporan Penelitian, 2020) 5. Selanjutnya Dosen dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan Materi yang telah didiskusikan oleh kelompok masing-masing. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 9
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remedial dan pengayaan, misalnya melalui google form berikut ini : Gambar 3. Tindak Lanjut Evaluasi Pembelajaran Dari langkah-langkah penggunaan metode memperhatikan situasi diatas, begitu Pentingnya metode untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dimana tujuan pembelajaran adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan merupakan pedoman yang memberi arahan, mau dibawa kemana kegiatan balajar mengajar tersebut. Dalam mengebangkan kegiatan belajar mengajar, Guru atau Dosen pasti berusaha mencapai tujuan semaksimal mungkin. Salah satu usaha tersebut adalah menggunakan metode pendekata mengajar. Sebagaimana penelitian oleh (Samiudin 2016) menjelaskan bahwa metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran. Metode diibaratkan alat pelicin jalan dalam pembelajaran menuju tujuan atau sasaran dengan tepat. Jadi, Guru atau Dosen seyogyanya menggunakan metode yang mampu menunjang dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat dijadikan sebagai alat yang efisien guna mencapai tujuanpembelajaran, Metode mengajar yang digunakan Guru atau Dosen dalam setiap kali pertemuan kelas bukan sembarang pakai, akan tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Semisal pembelajaran Daring (dalam jaringan) menggunakan WhatsAapp Group (WAG) berikut ini: Gambar 4. Pembelajaran Daring (Dalam jaringan) dan Luring (Luar Jaringan) dikarenakan masih Pandemi Covid-19, Bagi mahasiswa yang tidak hadir dapat mengikuti perkuliahan melalui link Googl Meet yang telah disediakan. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 10
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Penerapan metode ini yaitu metoda Memperhatikan Situasi atau situasion method yang dalam hal ini mengutamakan faktor situasi dan kondisi, sehingga tidak ada suatu tekanan yang berartibagi peserta didik. Sehingga metode ini dapat pula digunakan pada mata kuliah, atau materi lainnya yang pada intinya Guru atau Dosen tidak menjadikan psikis Siswa menjadi tertekan. Misalanya pada saat pandemic covid-19 sekarang ini, dimana Guru atau Dosen menawarkan metode atau system perkuliahan menggunakan google meet, google form, zoom, atau WhatsApp Group, dan lain sebagainya. Sebagimana penelitian yang dilakukan oleh (Mardliyyah 2020) ditemukan bahwa untuk mendeskripsikan Arabic-Online.net dan mengetahui bagaimana pemanfaatannya dalam implementasi pembelajaran bahasa Arab. Mardliyyah menggunakan Arabic-Online.net sebagai metode pembelajaran yang merupakan model pembelajaran bahasa Arab yang diperuntuhkan bagi penutur asing yang ditawarkan oleh Saudi Electronic University yang pengajarannya didasarkan pada kerangka kerja acuan Eropa Umum dengan menggunakan empat keterampilan berbahasa dan komponen-komponen utama dalam berbahasa Arab. Ada 16 tingkatan kelas mulai dari tingkat pemula, dasar, menengah, menengah atas, lanjutan sampai mahir yang mempelajarai sebanyak 796 video interaktif utama, 12.000 file suara, 6.320 gambar dan 10.076 latihan. Setiap tingkat terdiri dari 6 modul (unit), yang masing-masing mencakup 24 pelajaran. Implementasi E-learning dengan menggunakan Arabic-Online.net dengan memadukan antara pertemuan tatap muka di kelas secara offline dan pertemuan dalam jaringan atau online. Penelitian menarik lainnya yaitu (Ilmiani dkk. 2020) dimana penelitian ini mengungkap tentang penerapan dalam rencana pembelajaran semester padamata kuliah Maharah Istima’ yangberbasis media Cartoon Story Maker dan penerapannya pada karakteristik yang membedakan RPS sekarang dengan RPS sebelum-nya. Ilmiani Dkk menemukan Sembilan langkah kegiatan pembelajaran yang merupakan bentuk implementasi dari rencana pembelajaran semester berbasis media Cartoon Story Maker diantaranya adalah ; (1) Memberikan informasi kepada seluruh peserta didik mengenai tujuan pembelajaran mata kuliah. (2) Memberikan apersepsi terkait pada materi pembelajaran yang hendak dipelajari. (3) Menyiapkan media Cartoon Story Maker. (4) Mahasiswa selanjutnya menyimak serta menyiapkan alat tulisnya (5) Mahasiswa menyebutkan apa yang menjadi ide utama dan ide penunjangnya. (6) Memberikan tanggapan sertamengoreksi (7) Mengingatkan padamahasiswa untuk mencatat kosa kata baru yang diperoleh. (8) Mahasiswa membuat kesimpulan atau rangkuman (9) Memberikan penjelasan secara ringkas tentang materi yang telah dipelajari. Adapun spesifikasi dari RPS atau rencana pemebelajaran semester ini dengan yang ada lebih dahulu adalah RPS ini dirancang dan dijelaskan dengan gamblang tentang ukuran penilaian yang mencakup rangkaian dalam kegiatan yang lebih memiliki inovatsi, dimana pembelajaran bahasa Arab di era kekinian ini lebih dipusatkan pada mahasiswa. Sedangkan Dosen hanya sebagai monitor/ fasilitator dalam tujuan pembelajaran yang ada. Dosen hanya mengarahkan serta menyediakan sumber pembelajaran dengan membuat berbagai media seperti Cartoon Story Maker yang digunakan sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan lebih efesien. Penopang utama Era Revolusi Industri 4.0 yaitu pendidikan. Banyak dijumpai siswa Sekolah Dasar di Indonesia sudah diberikan handphone oleh orang tuanya diitambah lagi dengan kuota sehingga akses internet, sehingga Siswa menjadi betah. Dengan adanya handphone, dan kuota yang memadai menjadikan siswa Sekolah Dasar bisa mengakses hasil kemajuan teknologi Era Revolusi Industri 4.0 baik di bidang pendidikan maupun yan glainnya. Penelitian oleh (Astuti, Waluya, dan Asikin 2019) Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 11
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 ditemukan bahwa di Era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini yang melahirkan revolusi belajar dengan ditemukannya Google Asistence. Dengan Google Assistence, setiap siswa bisa mempelajari materi pelajaran dengan mudah, informasi yang diperoleh pun sangat cepat, materi disajikan sangat menarik, dan lebih murah. Peran guru sebagai garda terdepan dalam bidang pendidikan akan tergeser. Perlu adanya perbaikan pendidikan melalui peningkatan kualitas pendidik sehingga peran guru dalam pembelajaran berfungsi sebagaimana semestinya. Berikut strategi pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam menyongsong tantangan diEra Revolusi Industri 4.0, diantaranya yaitu (1) membantu siswa dalam belajar, (2) memberikan kesempatan siswa untuk berkembang dan berprestasi, (3) Penguatan Pendidikan Karakter (4) melek akan hadirnya teknologi, dan (5) menjadi guru yang efektif dan kreatidf. Dengan hadirnya zaman industry 4.0 Guru atau Dosen dituntut kreatif, inovatif agar tidak ketinggalan dengan peserta didiknya. Sehingga dalam pembelajaran ilmu sharaf ini Guru atau Dosen diharapkan mengedepankan Teknologi Informasi yang ada, yang tentunya dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini didukung oleh (Cholily, Putri, dan Kusgiarohmah 2019) dalam penelitiannya yang membahas tentang Ciri khas revolusi generasi kekinian dibuktikan dengan banyaknya tenaga manusia yang sudah digantikan oleh tenaga robot dan juga dikendalikan oleh komputer. Di dalam dunia pendidikan sendiri dalam menyikapi perubahan ini. Oleh karenanya perlu adanya reformulasi dalam proses pembelajaran baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pemanfaatan dalam kaitannya teknologi tentunya tidak dapat dihindari, hal ini dikarenakan sudah zamanya teknologi industri. Guru senantiasa dituntut untuk tetap update tentang perubahan ini agar menyiapkan siswa menghadapi perubahan ini. Salah satu hal penting yang tidak kalah pentinya adalah tentang pembelajaran berbasis HOTS (High Order Thinking Skills) yang sudah menjadi keharusan supaya peserta didik terbiasa berpikir kritis sehingga mampu mengembangkan apa yang terbesit pada kreatifitasnya. Pembelajaran di lingkungan sekolah merupakan sarana yang penting dalam menumbuhkembangkan berpikir yang HOTS. Belajar di sekolah secara umum mengarah kepada proses berfikir pada tingkat tinggi. Selama proses pembelajaran Guru seyogyanya merancang proses yang mampu menumbuhkan kreatifitas yang tinggi. Oleh karenanya guru dan siswa harus paham karakteristik materi secara benar yang disesuaikan dengan tuntuan zaman. Setiap proses yang dilaksanakan dalam pendidikan harus dilaksanakan secara sadar dan memiliki tujuan yang baik. Tujan pendidikan yang secara umum menurut padnagan (Permana 2020) yaitu mewujudkan perubahan yang positif yang diharapkan ada pada anak didik setelah usaimenjalani proses pendidikan, baik dilihatperubahan pada tingkah lakunya yang secara individu dan kehidupan pribadi maupun pada tingkah lakunya kehidupan lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya di mana subjek peserta didik yang menjalani kehidupannya. Di zaman yang canggih ini pendidikan di indonesia dihadapkan dengan pendidikan moral siswa sebagaimana pendapat (Abduloh dan Ahyani 2020) dalam artikelnya dijelaskan bahwa di era yang serba digital (4.0) sekarang ini atau sudah akrab dengan istilah “era revolusi industri 4.0” atau lebih viralnya dikenal “berbasis Teknologi informasi yang disingkat (TI)” sekarang ini yang semakin berkembang dan canggih telah membawa pada dampak “negative” jika tidak dibarengi dengan pembatasan pada moral peserta didik, baik di lingkungan persekolahan maupun di lingkungan keluarga. Disamping itu era revolusi industry 4.0 ini sangat rentan dengan isu-isu yang tidak benar (Hoax), dimana internet sebagai Washilanya dalam menyebarkan berita-berita terkini. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 12
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Seharusnya pendidikan di Indonesia lebih mengedepankan pada aspek moral peserta didik, sebagaimana disinggung diatas bahwa pendidikan yang lebih utama adalah pendidikan moral dan pendekatannya ialah dengan memahami pendidikan hati. KESIMPULAN Penerapan metode ini yang di sesuaikan dengan era kekinian yakni era Revolusi Industrii 4.0 dalam pembelajaran bahasa arab adalah dengan menggunakan metode Memperhatikan Situasi atau biasa dinsebut dengan situasion method, dimana metode ini mengedepankan tau melihat pada faktor situasi, dan kondisi tertentu. Sehingga dalam pembelajaran bahasa ini yang menggunakan metode memperhatikan situasi ini dalam bahasa arab tidak ada tekanan terhadap peserta didik. Terkait saat proses pembelajaran dimana ada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu ketika “psikis” para peserta didik tidak terganggu. Metode ini adalah bagian dari pada beberapa metode pembelajaran bahasa yang ada, sehingga pada praktiknya seorang Dosen /Guru dituntut aktif, dan dalam memilih metode harus diperhatikan, tentunya dengan memperhatikan situasi, kondisi kelas yang ada. Metode memperhatikan situasi ini merupakan metode yangcocok ranah proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab yang dalam hal ini materi Sharaf. Hal ini dikarenakan pada praktiknya sangat megutamakaan pada aspek psikologi peserta didik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Cipta. Arsyad, A. (2003). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka pelaja. Hadi, S. (2001). Metodologi Research. Yogyakarta: Andi. Hamdayana, Jumanta. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Kalam Mulia, 2008. Rosyidi, A. W. (2011). Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN Maliki Press. Sudaryanto. (1998). Metode Linguistik. Jakarta: Raja Grafindo. Yusuf, T., & Anwar, S. (1997). Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Abduloh, A. Y. and Ahyani, H. (2020) ‘Pendidikan Hati Menurut Al-Ghazali (Keajaiban Hati: Penjelasan Tentang Perbedaan Antara Dua Maqom)’, Jurnal Tawadhu, 4(2), pp. 1209–1227. Ahyani, H. (2015). Metode Pembelajaran Fi’il Mu’tal dalam Bahasa Arab. Purwokerto: IAIN Purwkerto. Akhyar Amnar, NIM 10420002. (2015). “Analisis Buku Teks ‘Metode Belajar Ilmu Sharaf’ Karya Ust. Maftuh Ahnan (Kajian Metode dan Materi Pembelajaran).” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Amrullah, Ahmad Syahid. (2020). “Belajar Nahwu Sharaf Metode Jari.” Diambil 16 Desember 2020 (https://hariman-gunadi.pixa.store/nahwu-sharaf-metode-jari). Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 13
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Aini Ummu Syukriya, “Implementasi PJBL dengan Media Instagram pada Keterampilan Menulis Bahasa Arab di SMA Islam P.B Soedirman 1 Bekasi,” Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 5, no. 5 (2019): 389–99. Astuti, A., Waluya, S. B. and Asikin, M. (2019) ‘Strategi Pembelajaran dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0’, Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS), 2(1), pp. 469–473. Abduloh, Agus Yosep, dan Hisam Ahyani. (2020). “Pendidikan Hati Menurut Al-Ghazali (Keajaiban Hati: Penjelasan Tentang Perbedaan Antara Dua Maqom).” Jurnal Tawadhu 4(2):1209–27. Akhyar Amnar, NIM 10420002. (2015). “Analisis buku teks ‘metode belajar ilmu sharaf’ karya ust. Maftuh ahnan (kajian metode dan materi pembelajaran).” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Amrullah, Ahmad Syahid. (2020). “Belajar Nahwu Sharaf Metode Jari.” Diambil 16 Desember 2020 (https://hariman-gunadi.pixa.store/nahwu-sharaf-metode-jari). Astuti, Astuti, S. B. Waluya, dan M. Asikin. (2019). “Strategi Pembelajaran Dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0.” Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) 2(1):469–73. Cholily, Yus Mochamad, Windy Tunas Putri, dan Putri Ayu Kusgiarohmah. (2019). “Pembelajaran di Era Revolusi Industri 4.0.” Seminar & Conference Proceedings of UMT 0(0). Ilmiani, Aulia Mustika, Hamidah Hamidah, Nurul Wahdah, dan Mahfuz Rizqi Mubarak. (2020). “The Implementation of Semester Learning Plan (RPS) on MaharahIstima’ Course by Using Cartoon Story Maker.” LISANIA: Journal of Arabic Education and Literature 4(1):1–22. doi: 10.18326/lisania.v4i1.1-22. Kholis, Muhammad Nur, Achmad Jakfar Sodik, Jamaluddin Shiddiq, dan Hafidah Hafidah. (2020). “Google Form Ka Wasīlah At-Taqyīm FīTa’līm al-Qirā`ah Wa al-Qawā’id Bi al-Jāmi’ah.” LISANIA: Journal of Arabic Education and Literature 4(1):80–107. doi: 10.18326/lisania.v4i1.80-107. Mardliyyah, Aisyam. (2020). “The Implementation of Arabic E-Learning through Arabic-Online.Net.” LISANIA: Journal of Arabic Education and Literature 4(1):37–48. doi: 10.18326/lisania.v4i1.37-48. Ma’rifatun. (2019). “Strategi pembelajaran nahwu saraf di MA ali maksum pondok pesantren krapyak yogyakarta dan ma unggulan al-imdad pondok pesantren alImdad bantul.” other, IAIN salatiga. Samiudin, H. Samiudin H. (2016). “Peran Metode untuk mencapai Tujuan Pembelajaran.” Al murabbi 2(1):41–58. Syukriya, Aini Ummu. (2019). “Implementasi PjBL Dengan Media Instagram Pada Keterampilan Menulis Bahasa Arab Di SMA Islam P.B Soedirman 1 Bekasi.” Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab 5(5):389–99. Ma’rifatun. (2019). “Strategi Pembelajaran Nahwu Sharaf di MA Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan MA Unggulan Al-Imdad Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul.” Other, IAIN Salatiga. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 14
- Hisam Ahyani : Situation Method Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0 Mardliyyah, A. (2020) ‘The Implementation of Arabic E-Learning through ArabicOnline.net’, LISANIA: Journal of Arabic Education and Literature, 4(1), pp. 37– 48. doi: 10.18326/lisania.v4i1.37-48. Muhammad Nur Kholis dkk., “Google Form Ka Wasīlah At-Taqyīm FīTa’līm alQirā`ah Wa al-Qawā’id Bi al-Jāmi’ah,” LISANIA: Journal of Arabic Education and Literature 4, no. 1 (26 Juni 2020): 80–107, https://doi.org/10.18326/lisania.v4i1.80-107. Al-Fashahah, Vol. 1, No.1, April 2021 | 15
Create FREE account or Login to add your comment